Pages

Subscribe:

Jumat, 19 Juni 2015

Menghadapi Rasa Takut Dalam Melakukan Pekerjaan



Sumber gambar : sarungpreneur.com

Pernahkah kita merasakan takut ??? Atau mungkin keadaan dimana kita merasa demam panggung. Badan bergetar sendiri, jantung berdetak lebih cepat. Hal itu merupakan perasaan takut yang muncul dalam diri kita. Perasaan takut itu dapat muncul oleh beberapa penyebab. Dapat karena memang seorang tersebut penakut tingkat dewa, orang tersebut baru pertama kali mengerjakan sesuatu, ataupun traumatis peristiwa masa lalu. Seperti ibarat dalam hal medis, takut adalah salah satu penyakit. Namun tenang, karena setiap penyakit pasti ada obatnya, termasuk takut pasti juga ada obatnya. Lalu bagaimana cara menyembuhkan penyakit takut tersebut, kita akan bahas disini, check it out.........
Setiap orang pada dasarnya memiliki sifat penakut, tapi juga memiliki sifat berani. Sebenarnya mudah saja untuk melawan rasa takut kita, kita hanya perlu menambah keberanian diri kita. Karena takut adalah lawan dari berani, berarti kita harus menambah keberanian kita dibandingkan dengan ketakutan kita. Pada hakikatnya ketakutan tidak dapat dihapus, kerana ketakutan sebenarnya juga ada manfaatnya. Seperti ketakutan kita terhadap Tuhan kita masing-masing. Hal itu perlu ditanamkan dalam diri kita. Iya bukan ????
Namun disini yang kita bahas adalah takut dalam hal lain. Yaitu takut dalam melakukan sesuatu. Seperti yang sudah saya sebutkan diatas, bahwa takut tidak dapat dihilangkan, tapi hanya dapat dilawan dan ditutupi dengan keberanian. Lalu bagaimana caranya ??? Mari kita simak tips-tips berikut ini.
Pertama adalah memposisikan diri kita kedalam poisi yang benar terlebih dahulu. Maksudnya adalah dalam melakukan sesuatu kita diharuskan dalam keadaan benar, apa yang kita kerjakan tidak menyalahi aturan. Yakinlah pada pendapat bahwa orang benar pasti akan selalu menang. Kenapa bisa seperti itu, karena saat melakukan perbuatan benar,  secara tidak sadar kita mempunyai fondasi yang kuat atas apa yang kita kerjakan. Fondasi tersebut adalah ajaran-ajaran yang kita terima sebelum-sebelumnya yang memiliki nilai kebenaran yang teruji. Seperti contoh saat kita makan dengan duduk. Ketika ada orang memperingatkana kita untuk jalan saja agar dapat menghemat waktu, maka kita akan dapat mengelaknya bahwa apa yang dilakukannya adalah tepat berdasarakan aturan tata krama. Kita dapat menambahkan bahwa akibat dari makan sambil jalan sangat berbahaya, karena kita dapat saja tersedak ketika makan. Hal tersebut membuktikan bahwa ketika kita mempunyai fondasi yang kuat atas apa yang kita kerjakan, maka secara tidak sadar akan menambah rasa kepercayaan diri kita atas apa yang kita lakukan.
Contoh lain adalah seorang presentator yang tampil di hadapan umum. Presentator tersebut memiliki fondasi berupa ilmu yang dipelajarinya sebelum-sebelumnya. Oleh karena itu presentator tersebut dapat menjelaskan materi secra lugas dan siap akan pertanyaan-pertanyaan sanggahan dari para audiens. Karena presentator tersebut tau bahwa ilmu yang dipelajarinya adalah benar. Coba bayangkan ketika presentator tersebut tidak menguasai materi, pasti dia tidak akan lancar dalam menyampaikan materi dan saat ditanya audiens pasti jawabannanya tidaklah seperti yang diharapkan.
Kedua contoh tersebut menjelaskan jika kita mempunyai pedoman atau fondasi yang benar saat melakukan sesuatu, maka secara otomatis kepercayaan diri kita akan meningkat. Oleh karena itu, untuk mengatasi rasa takut yang perlu dekerjakan pertama adalah membangun fondasi-fondassi tersebut sebagai bahan acuan kebenaran kita. Caranya sebenarnya gampang, kita pisahkan saja pekerjaan tersebut antara “benar” dan “salah”. Kita nilai apakah pekerjaan tersebut benar untuk dikerjakan atau tidak. Jika dinilai benar untuk dikerjakan maka lakukanlah saja, karena anda memiliki fondasi bahwa pekerjaan tersebut adalah benar. Hal tersebut sebenarnya sudah cukup untuk membangun fondasi anda. Namun juga jangan salah, hal-hal yang dimata orang lain salah, dimata kita dapat kita benarkan. Dengan catatan hal tersebut tidak menyalahi norma agama, norma kesusilaan, norma kesopanan, maupun norma hukum. Seperti contoh, orang mengatakan bahwa bekerja sebagai pemulung adalah pekerjaan yang tidak baik. Namun kita dapat mengubah pernyataan tersebut dengan pekerjaan menjadi pemulung itu lebih baik dari pada menjadi seorang pengemis. Karena pemulung masih mau berusaha mencari uang dengan apa yang dikerjakannya dengan memungut sampah daripada harus meminta-minta kepada orang lain.  Selain itu juga tidak ada aturan dilarang untuk menjadi pemulung. Hal ini adalah salah satu contoh dari perbedaan mindset setiap orang. Tinggal bagaimana pintar-pintarnya kita menilai dan bertindak sesuai fondasi yang telah kita bangun. Namun bukan berarti dengan memberikan contoh pemulung diatas penulis menyarankan untuk menjadi pemulung. Hal diatas hanya merupakan contoh, untuk keputusanan pekerjaan apa yang anda ambil, hal tersebut berada di tangan anda sendiri.
Cara selanjutnya untuk mengatasi rasa takut anda adalah justru dengan mengulang apa yang anda takutkan. Semakin kita sering melakukan suatu pekerjaan, semakin kita terbiasa pula mengerjakannya. Sehingga semakin lama rasa takut tersbut hilang dengan sendirinya. Seperti contoh orang yang takut terhadap anjing. Apabila orang tersebut bekerja pada petshop Apakah orang tersebut akan terus menerus takut terhadap anjing ?????. Tidak bukan ? Memang pada awalnya orang tersebut akan setengah mati bekerja di dalamnya,. Namun seiring berjalannya waktu dan tuntutan bagi dirinya, maka orang tersebut mau tidak mau harus melawan ketakutannya, sehingga lama kelamaan ia akan dapat menyesuaikan sehingga tidak takut lagi terhadap anjing.
Contoh diatas sebenarnya sudah jelas bagaimana menggambarkan rasa takut kita terhadap apa yang akan kita kerjakan. Semakin sering orang mengulangi suatu pekerjaan, maka semakin terbiasa pula orang tersebut melakukannya. Maka segala ketakutan lama kelaman juga akan menghilang dengan sendirinya. Walaupun pada awalnya kita harus melawan ketakutan itu dengan setangah mati, namun apabila kita melakukannya secara terus menerus maka apa yang kita takutkan akan menghilang. Seperti contoh pegawai petshop diatas, pada awal ia bekerja pasti ia takut setengah mati, namun karena berjalannya waktu, ia terbiasa dan ketakutan terhadap anjing akhirnya hilang.
Lalu masih timbul pertanyaa seperti ini, “saya sudah tau kalau semakin kita terbiasa maka rasa ketakutan kita lama kelamaan akan menjadi hilang, namun tetap saja sulit untuk memulainya, lalu bagaimana caranya ????” Jawabannya adalah kita kembali lagi ke cara nomor satu. Kita harus benar-benar menanamkan bahwa nilai kebenaran itu akan selalu benar. Jadi kita harus dapat menilai hal yang kita lakukan apakah benar atau salah. Apabila benar lakukan saja karena hal tersebut memang benar, kalau salah ya jangan dilakukan. Jadi tanamkan dalam dalam bahwa nilai kebenaran akan selalu benar.
Cara terakhir untuk melawan ketakutan kita adalah dengan cara sering-seringlah berkumpul dengan orang yang memiliki mental berani. Ingatakah kita pada salah satu lagu religi milik Opick yang berjudul Tombo Ati. Di salah satu liriknya disebutkan berkumpullah dengan orang-orang soleh. Lalu apa hubungnnya dengan keberaniaan ??? Maksud lirik Tombo Ati tersebut adalah semakin kita sering berkumpul dengan orang-orang soleh, maka kita juga akan terpengaruh untuk menjadi soleh. Begitupun pada keberanian. Semakin kita sering berkumpul dengan orang yang pemberani, maka kita juga akan terpengaruh untuk menjadi berani. Karena seperti halnya penyakit, hal tersebut akan dapat menular ke dalam diri kita saat kita dekat dengan orang tersebut.
Lalu yang selanjutnya harus kita perbuat adalah dengan mencontohnya dari cara ia berbuat. Dengan semakin sering kita berkumpul dengan orang-rang yang berani, maka semakin sering pula kita memperhatikan cara ia bertindak. Apabila itu positif dan menarik bagi kita, maka kita dapat menirunya saat kita melakukan suatu pekerjaan. Kita dapat membayangkan bagaimana teman kita saat menghadapi masalah, kita dapat menirukan saat teman kita dalam keadaan terdesak, kita juga dapat menirukan saat teman kita berbicara mayakinkan orang lain. Dengan sendirinya kita akan dapat terpengaruh olehnya. Hal itu bisa diibaratkan jika kita sering berkumpul dengan orang soleh, maka kita akan ikut menjadi soleh, jika kita berkumpul dengan orang yang sering bermabuk mabukan, maka kita jadi ikut bermabuk mabukan, jika kita sering membantu menanam di sawah, kita menjadi tau bagaimana cara menanm padi. Hal tersebut sebenarnya sama saja, hanya berbeda pada akibat yang kita rasakan yang disebabkan pada apa yang kita lakukan. Jadi untuk menjadi seseorang yang pemberani, maka sering-seringlah berkumpul dengan orang yang bermental berani juga. Karena secara tidak sadar  mereka akan dapat mempengaruhi mindset anda. Dan sealu ingat bahwa ketakutan tidak dapat dihilangkan, namun dapat dikalahkn dengan keberanian kita....

Sekian tips-tips menghadapai rasa takut dari saya. Tips ini sudah teruji dalam berbagai pengalaman kehidupan saya. Namun saya tegaskan lagi, tips ini ibarat obat, mungkin setiap orang cocok dan yang lainnya tidak. Jadi apabila ada hal-hal yang menurut anda sebagai pembaca tidak tepat, maka saya meminta maaf yang sebesar-besarnya. Sekian tips dari saya, terima kasih dan see you.....

0 comments:

Posting Komentar