Seperti yang diketahui, kata senioritas ini sudah tak asing lagi di
telinga kita. Senioritas memiliki definisi yaitu di mana seseorang
berada dalam keadaan lebih tinggi dalam pangkat, usia, atau pengalaman.
Namun definisi sesugguhnya dari kata senioritas ini sendiri telah mengalami banyak penyalah artian, bahkan penyalahgunaan.
Dalam kegiatan MOS maupun OSPEK di sekolah - sekolah dan universitas,
penyalahgunaan dari makna senioritas ini sudah banyak terjadi. Dalam
hal ini para kakak kelas, kakak tingkat, angkatan atas, atau sebutan
yang lain sering berlaku semena - mena terhadap adik kelas, adik
tingkat, atau bawahan mereka. Mereka sering menyebut diri mereka
sebagai senior. Bahkan ada juga peraturan dalam senioritas, yaitu :
1. Senior selalu benar,
2. Jika senior salah, maka kembali ke peraturan pertama.
Apakah dengan adanya peraturan tersebut maka bawahan, adik kelas, adik tingkat akan menurut?
Apakah dengan adanya peraturan tersebut maka para kakak kelas, kakak
tingkat, ataupun angkatan atas dapat belaku apa saja secara semena -
mena? Semau mereka?
Apakah dengan adanya peraturan tersebut membuat mereka merasa keren?
Apakah dengan adanya peraturan tersebut mereka dapat menganggap diri mereka sebagai yang berkuasa?
dll
TIDAK. JAWABANNYA TIDAK.
Para panitia kakak tingkat, angkatan atas penyelenggara MOS atau OSPEK beralasan bahwa pentingnya senioritas agar adik tingkat dapat menghargai kakak tingkatnya, kemudian alasan berikutnya yaitu sebagai penegak kedisiplinan. MUNGKIN, dari alasan - alasan tersebut bermutu. NAMUN, realitanya tidak seperti halnya yang mereka katakan. Ketegasan yang diberikan hanya berakhir dalam teriakan - teriakan yang berisi kalimat - kalimat kosong, kalimat yang hanya berisi luapan emosi dan amarah, bahkan ada pula yang mengeluarkan kalimat - kalimat kotor. Seperti itukah yang disebut sebagai SENIOR yang mendidik? SENIOR yang memberikan contoh baik? Yang ada hanyalah bangkangan dari adik - adik tingkat, dendam yang muncul, dan sumpah serapah dari orang - orang yang tidak terima ketika ia sudah benar namun masih juga disalahkan.
Para panitia kakak tingkat, angkatan atas penyelenggara MOS atau OSPEK beralasan bahwa pentingnya senioritas agar adik tingkat dapat menghargai kakak tingkatnya, kemudian alasan berikutnya yaitu sebagai penegak kedisiplinan. MUNGKIN, dari alasan - alasan tersebut bermutu. NAMUN, realitanya tidak seperti halnya yang mereka katakan. Ketegasan yang diberikan hanya berakhir dalam teriakan - teriakan yang berisi kalimat - kalimat kosong, kalimat yang hanya berisi luapan emosi dan amarah, bahkan ada pula yang mengeluarkan kalimat - kalimat kotor. Seperti itukah yang disebut sebagai SENIOR yang mendidik? SENIOR yang memberikan contoh baik? Yang ada hanyalah bangkangan dari adik - adik tingkat, dendam yang muncul, dan sumpah serapah dari orang - orang yang tidak terima ketika ia sudah benar namun masih juga disalahkan.
source//arikazmi.blogspot.com