Sumber gambar : sarungpreneur.com
Pernahkah
kita merasakan takut ??? Atau mungkin keadaan dimana kita merasa demam
panggung. Badan bergetar sendiri, jantung berdetak lebih cepat. Hal itu
merupakan perasaan takut yang muncul dalam diri kita. Perasaan takut itu dapat
muncul oleh beberapa penyebab. Dapat karena memang seorang tersebut penakut
tingkat dewa, orang tersebut baru pertama kali mengerjakan sesuatu, ataupun
traumatis peristiwa masa lalu. Seperti ibarat dalam hal medis, takut adalah
salah satu penyakit. Namun tenang, karena setiap penyakit pasti ada obatnya,
termasuk takut pasti juga ada obatnya. Lalu bagaimana cara menyembuhkan
penyakit takut tersebut, kita akan bahas disini, check it out.........
Setiap
orang pada dasarnya memiliki sifat penakut, tapi juga memiliki sifat berani.
Sebenarnya mudah saja untuk melawan rasa takut kita, kita hanya perlu menambah
keberanian diri kita. Karena takut adalah lawan dari berani, berarti kita
harus menambah keberanian kita dibandingkan dengan ketakutan kita. Pada
hakikatnya ketakutan tidak dapat dihapus, kerana ketakutan sebenarnya juga ada
manfaatnya. Seperti ketakutan kita terhadap Tuhan kita masing-masing. Hal itu
perlu ditanamkan dalam diri kita. Iya bukan ????
Namun
disini yang kita bahas adalah takut dalam hal lain. Yaitu takut dalam melakukan
sesuatu. Seperti yang sudah saya sebutkan diatas, bahwa takut tidak dapat
dihilangkan, tapi hanya dapat dilawan dan ditutupi dengan keberanian. Lalu
bagaimana caranya ??? Mari kita simak tips-tips berikut ini.
Pertama
adalah memposisikan diri kita kedalam poisi yang benar terlebih dahulu.
Maksudnya adalah dalam melakukan sesuatu kita diharuskan dalam keadaan benar,
apa yang kita kerjakan tidak menyalahi aturan. Yakinlah pada pendapat bahwa
orang benar pasti akan selalu menang. Kenapa bisa seperti itu, karena saat
melakukan perbuatan benar, secara tidak
sadar kita mempunyai fondasi yang kuat atas apa yang kita kerjakan. Fondasi
tersebut adalah ajaran-ajaran yang kita terima sebelum-sebelumnya yang memiliki
nilai kebenaran yang teruji. Seperti contoh saat kita makan dengan duduk.
Ketika ada orang memperingatkana kita untuk jalan saja agar dapat menghemat
waktu, maka kita akan dapat mengelaknya bahwa apa yang dilakukannya adalah
tepat berdasarakan aturan tata krama. Kita dapat menambahkan bahwa akibat dari
makan sambil jalan sangat berbahaya, karena kita dapat saja tersedak ketika
makan. Hal tersebut membuktikan bahwa ketika kita mempunyai fondasi yang kuat
atas apa yang kita kerjakan, maka secara tidak sadar akan menambah rasa
kepercayaan diri kita atas apa yang kita lakukan.
Contoh
lain adalah seorang presentator yang tampil di hadapan umum. Presentator
tersebut memiliki fondasi berupa ilmu yang dipelajarinya sebelum-sebelumnya.
Oleh karena itu presentator tersebut dapat menjelaskan materi secra lugas dan
siap akan pertanyaan-pertanyaan sanggahan dari para audiens. Karena presentator
tersebut tau bahwa ilmu yang dipelajarinya adalah benar. Coba bayangkan ketika
presentator tersebut tidak menguasai materi, pasti dia tidak akan lancar dalam
menyampaikan materi dan saat ditanya audiens pasti jawabannanya tidaklah
seperti yang diharapkan.
Kedua
contoh tersebut menjelaskan jika kita mempunyai pedoman atau fondasi yang benar
saat melakukan sesuatu, maka secara otomatis kepercayaan diri kita akan
meningkat. Oleh karena itu, untuk mengatasi rasa takut yang perlu dekerjakan
pertama adalah membangun fondasi-fondassi tersebut sebagai bahan acuan
kebenaran kita. Caranya sebenarnya gampang, kita pisahkan saja pekerjaan tersebut
antara “benar” dan “salah”. Kita nilai apakah pekerjaan tersebut benar untuk
dikerjakan atau tidak. Jika dinilai benar untuk dikerjakan maka lakukanlah
saja, karena anda memiliki fondasi bahwa pekerjaan tersebut adalah benar. Hal
tersebut sebenarnya sudah cukup untuk membangun fondasi anda. Namun juga jangan
salah, hal-hal yang dimata orang lain salah, dimata kita dapat kita benarkan.
Dengan catatan hal tersebut tidak menyalahi norma agama, norma kesusilaan, norma
kesopanan, maupun norma hukum. Seperti contoh, orang mengatakan bahwa bekerja
sebagai pemulung adalah pekerjaan yang tidak baik. Namun kita dapat mengubah
pernyataan tersebut dengan pekerjaan menjadi pemulung itu lebih baik dari pada menjadi
seorang pengemis. Karena pemulung masih mau berusaha mencari uang dengan apa
yang dikerjakannya dengan memungut sampah daripada harus meminta-minta kepada
orang lain. Selain itu juga tidak ada
aturan dilarang untuk menjadi pemulung. Hal ini adalah salah satu contoh dari
perbedaan mindset setiap orang. Tinggal bagaimana pintar-pintarnya kita menilai
dan bertindak sesuai fondasi yang telah kita bangun. Namun bukan berarti dengan
memberikan contoh pemulung diatas penulis menyarankan untuk menjadi pemulung.
Hal diatas hanya merupakan contoh, untuk keputusanan pekerjaan apa yang anda ambil,
hal tersebut berada di tangan anda sendiri.
Cara
selanjutnya untuk mengatasi rasa takut anda adalah justru dengan mengulang apa
yang anda takutkan. Semakin kita sering melakukan suatu pekerjaan, semakin kita
terbiasa pula mengerjakannya. Sehingga semakin lama rasa takut tersbut hilang dengan
sendirinya. Seperti contoh orang yang takut terhadap anjing. Apabila orang
tersebut bekerja pada petshop Apakah orang tersebut akan terus menerus takut
terhadap anjing ?????. Tidak bukan ? Memang pada awalnya orang tersebut akan
setengah mati bekerja di dalamnya,. Namun seiring berjalannya waktu dan
tuntutan bagi dirinya, maka orang tersebut mau tidak mau harus melawan
ketakutannya, sehingga lama kelamaan ia akan dapat menyesuaikan sehingga tidak
takut lagi terhadap anjing.
Contoh
diatas sebenarnya sudah jelas bagaimana menggambarkan rasa takut kita terhadap
apa yang akan kita kerjakan. Semakin sering orang mengulangi suatu pekerjaan,
maka semakin terbiasa pula orang tersebut melakukannya. Maka segala ketakutan
lama kelaman juga akan menghilang dengan sendirinya. Walaupun pada awalnya kita
harus melawan ketakutan itu dengan setangah mati, namun apabila kita
melakukannya secara terus menerus maka apa yang kita takutkan akan menghilang.
Seperti contoh pegawai petshop diatas, pada awal ia bekerja pasti ia takut
setengah mati, namun karena berjalannya waktu, ia terbiasa dan ketakutan
terhadap anjing akhirnya hilang.
Lalu
masih timbul pertanyaa seperti ini, “saya sudah tau kalau semakin kita terbiasa
maka rasa ketakutan kita lama kelamaan akan menjadi hilang, namun tetap saja
sulit untuk memulainya, lalu bagaimana caranya ????” Jawabannya adalah kita
kembali lagi ke cara nomor satu. Kita harus benar-benar menanamkan bahwa nilai
kebenaran itu akan selalu benar. Jadi kita harus dapat menilai hal yang kita
lakukan apakah benar atau salah. Apabila benar lakukan saja karena hal tersebut
memang benar, kalau salah ya jangan dilakukan. Jadi tanamkan dalam dalam bahwa
nilai kebenaran akan selalu benar.
Cara
terakhir untuk melawan ketakutan kita adalah dengan cara sering-seringlah
berkumpul dengan orang yang memiliki mental berani. Ingatakah kita pada salah
satu lagu religi milik Opick yang berjudul Tombo Ati. Di salah satu liriknya
disebutkan berkumpullah dengan orang-orang soleh. Lalu apa hubungnnya dengan
keberaniaan ??? Maksud lirik Tombo Ati tersebut adalah semakin kita sering
berkumpul dengan orang-orang soleh, maka kita juga akan terpengaruh untuk
menjadi soleh. Begitupun pada keberanian. Semakin kita sering berkumpul dengan
orang yang pemberani, maka kita juga akan terpengaruh untuk menjadi berani.
Karena seperti halnya penyakit, hal tersebut akan dapat menular ke dalam diri
kita saat kita dekat dengan orang tersebut.
Lalu
yang selanjutnya harus kita perbuat adalah dengan mencontohnya dari cara ia
berbuat. Dengan semakin sering kita berkumpul dengan orang-rang yang berani,
maka semakin sering pula kita memperhatikan cara ia bertindak. Apabila itu
positif dan menarik bagi kita, maka kita dapat menirunya saat kita melakukan
suatu pekerjaan. Kita dapat membayangkan bagaimana teman kita saat menghadapi
masalah, kita dapat menirukan saat teman kita dalam keadaan terdesak, kita juga
dapat menirukan saat teman kita berbicara mayakinkan orang lain. Dengan
sendirinya kita akan dapat terpengaruh olehnya. Hal itu bisa diibaratkan jika
kita sering berkumpul dengan orang soleh, maka kita akan ikut menjadi soleh,
jika kita berkumpul dengan orang yang sering bermabuk mabukan, maka kita jadi
ikut bermabuk mabukan, jika kita sering membantu menanam di sawah, kita menjadi
tau bagaimana cara menanm padi. Hal tersebut sebenarnya sama saja, hanya
berbeda pada akibat yang kita rasakan yang disebabkan pada apa yang kita
lakukan. Jadi untuk menjadi seseorang yang pemberani, maka sering-seringlah
berkumpul dengan orang yang bermental berani juga. Karena secara tidak
sadar mereka akan dapat mempengaruhi
mindset anda. Dan sealu ingat bahwa ketakutan tidak dapat dihilangkan, namun
dapat dikalahkn dengan keberanian kita....
Sekian
tips-tips menghadapai rasa takut dari saya. Tips ini sudah teruji dalam
berbagai pengalaman kehidupan saya. Namun saya tegaskan lagi, tips ini ibarat
obat, mungkin setiap orang cocok dan yang lainnya tidak. Jadi apabila ada
hal-hal yang menurut anda sebagai pembaca tidak tepat, maka saya meminta maaf
yang sebesar-besarnya. Sekian tips dari saya, terima kasih dan see you.....